Selasa, 03 Maret 2009

Tegal


Kabupaten Tegal, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Slawi, sekitar 14 km sebelah selatan Kota Tegal. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Tegal dan Laut Jawa di utara, Kabupaten Pemalang di timur, Kabupaten Banyumas di selatan, serta Kabupaten Brebes di selatan dan barat.

Bagian utara wilayah Kabupaten Tegal merupakan dataran rendah. Di sebelah selatan merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Slamet (3.428 meter), gunung tertinggi di Jawa Tengah. Di perbatasan dengan Kabupaten Pemalang, terdapat rangkaian perbukitan yang tidak terlalu terjal. Di antara sungai besar yang mengalir adalah Kali Gung dan Kali Erang, keduanya bermata air di hulu Gunung Slamet.

Kabupaten Tegal terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Slawi. Salwi dulunya merupakan kota kecamatan, yang kemudian dikembangkan menjadi ibukota kabupaten yang sebelumnya berada di Kota Tegal.

Kabupaten Tegal dilalui jalur utama pantura, dan Tegal juga merupakan persimpangan utama dari pantura menuju arah selatan Jawa Tengah, seperti Purwokerto, Kebumen, dan Yogyakarta.

Tegal juga dilalui jalur kereta api lintas utara. Sedang lintas selatan, melalui sebagian wilayah Kabupaten Tegal, yakni di Prupuk, Kecamatan Margasari. Jalur kereta api Tegal-Slawi-Prupuk sampai saat ini masih berfungsi, namun bukan untuk kereta api penumpang.


Sejarah Kabupaten Tegal

Sejarah Tegal
Kekayaan sejarah sebuah kota atau kawasan terlihat dari jejak peninggalan apa yang disebut cultural heritage dan living cultural yang tersisa dan hidup di kawasan tersebut. Keduanya merupakan warisan peradaban umat manusia.

Demikian halnya dengan Kabupaten Tegal, Wilayah yang kaya akan jejak peninggalan kesejarahan sebagai penanda bahwa Kabupaten Tegal sebagai tlatah kawasan tak dapat dilepaskan dari keterkaitan garis sejarah hingga membentuk kawasan sekarang ini.
Penekanan pada bidang pertanian misalnya, tak dapat dilepaskan dari kondisi wilayah dan akar kesejarahan tlatah Kabupaten Tegal yang mengembangkan kapasitasnya selaku wilayah agraris. Tradisi keagrarisan dimulai dari ketokoan Ki Gede Sebayu juru demung trah Pajang. Bahkan kalau dirunut keagrarisan itu dimulai semenjak Mataram Kuno.

Kesaksian ini diperkuat denga ditemukannya artefak kuno dan candi di Pedagangan. Ditambah tlatah Tegal kerapkali dikaitkan dengan kerajaan Pajang dan Mataram Islam yang cenderung kekuasaan dengan basis pada agraris ( De Graaf, 1986).

Juru Demung Ki Gede Sebayu

Tegal berasal dari nama Tetegal, tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian (Depdikbud Kabupaten Tegal, 1984). Sumber lain menyatakan, nama Tegal dipercaya berasal dari kata Teteguall. Sebutan yang diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an (Suputro, 1955).

Namun sejarah tlatah Kabupaten Tegal tak dapat diepaskan dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, karena sang ayah Ki Gede Tepus Rumput ( kelak bernama Pangeran Onje) ialah keturunan Batara Katong Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit (Sugeng Priyadi, 2002).


Jumlah Kecamatan

Wilayah Kabupaten Tegal dibagi atas 18 Kecamatan antara Lain :

  1. Adiwerna

  2. Balapulang

  3. Bojong

  4. Bumijawa

  5. Dukuhturi

  6. Dukuhwaru

  7. Jatinegara

  8. Kedungbanteng

  9. Kramat

  10. Lebaksiu

  11. Margasari

  12. Pagerbarang

  13. Pangkah

  14. Slawi

  15. Suradadi

  16. Talang

  17. Tarub

  18. Warureja


Bupati Tegal dari Masa ke Masa

Sejarah kepemimpinan Kabupaten Tegal memasuki usia ke-405 ini, telah mengalami serangkaian pergantian. Dimulai dari Ki Gede Sebayu (1601-1620), pendiri Kabupaten ini, sampai dengan masa kepemimpinan Bupati Tegal saat ini, Agus Riyanto SSos MM.

Mereka telah mengabdikan diri dengan semangat juang tinggi, guna membangun Kabupaten Tegal menjadi lebih baik dibandingkan masa lalu, serta menuju Kabupaten Tegal yang mbetahi dan ngangeni.

Harapan dan keinginan para pemimpin Kabupaten Tegal ini, tidak akan terwujud tanpa adanya peran serta masyarakat yang memiliki arti cukup besar bagi kemajuan dan pembangunan Kabupaten Tegal tercinta ini.

Berikut adalah pemimpin Kabupaten Tegal dari masa ke masa…

1. Ki Gede Sebayu ( Juru Demung ) setingkat dengan Bupati

Masa kepemimpinan : 1601 s/d 1620

keterangan : dimakamkan di Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang

2. Ki Gede Honggowono ( Juru Demung ) setingkat dengan Bupati

Masa kepemimpinan : 1620 s/d 1625

Keterangan : dimakamkan di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru

3. Pangeran Adipati Martoloyo

Masa kepemimpinan : 1625 s/d 1678

4. Tumenggung Sindurejo ( Pranantaka )

Masa kepemimpinan : 1678 s/d 1679

5. Tumenggung Honggowono ( Reksonegoro )

Masa kepemimpinan : 1679 s/d 1680

Keterangan : dimakamkan di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru

6. Tumenggung Secowijoyo

Masa kepemimpinan : …. s/d 1697

7. Tumenggung Secomenggolo

Masa kepemimpinan : 1697 s/d 1700

8. Tritonoto

Masa kepemimpinan : 1700 s/d 1702

9. Tumenggung Bodroyudo Secowardoyo I ( Reksonegoro II )

Masa kepemimpinan : 1702 s/d 1746

10. Tumenggung Secowardoyo II ( Reksonegoro III )

Masa kepemimpinan : 1746 s/d 1776

Keterangan : dimakamkan di desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru

11. Tumenggung Kartoyodo ( Reksonegoro IV )

Masa kepemimpinan : 1776 s/d 1800

Keterangan : dimakamkan di Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru

12. R.M.Panji Haji Cokronegoro VI

Masa kepemimpinan : 1800 s/d 1816

Keterangan : dimakamkan di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng

13. Tumenggung Surenggrono

Masa kepemimpinan : 1816 s/d 1816

14. Tumenggung Sumodiwangso / Surodiwongso, Suroloyo ( Reksonegoro )

Masa kepemimpinan : 1816 s/d 1819

15. Tumenggung Secomenggolo

Masa kepemimpinan : 1819 s/d 1821

16. R.M.A. Reksonegoro VI

Masa kepemimpinan : 1821 s/d 1857

Keterangan : dimakamkan di Desa Tegalarum kecamatan Adiwerna

17. Tumenggung Sosronegoro

Masa kepemimpinan : 1857 s/d 1858

18. Mas Ronggo Surodipuro

Masa kepemimpinan : 1858 s/d 1862

19. R. Tumenggung Widyoningrat

Masa kepemimpinan : 1862 s/d 1864

20. R. Tumenggung Panji Sosrokusumo

Masa kepemimpinan : 1864 s/d 1869

21. R.M. Ore ( R.M.A. Reksonegoro VII )

Masa kepemimpinan : 1869 s/d ….

22. R.M. Kis ( R.M.A. Reksonegoro VIII )

Masa kepemimpinan : …. s/d 1903

Keterangan : dimakamkan di Desa Tegalarum, Kecamatan Adiwerna

23. R.M. Suyitno ( R.M.A. Reksonegoro IX )

Masa kepemimpinan : 1903 s/d 1929

Keterangan : dimakamkan di Desa Tegalarum, Kecamatan Adiwerna

24. R.M. Susmono ( R.M.A. Reksonegoro X )

Masa kepemimpinan : 1929 s/d 1935

25. J. Patih R. Subiyanto

Masa kepemimpinan: 1935 s/d 1937

26. R. Tumenggung Slamet Kertonegoro

Masa kepemimpinan : 1937 s/d 1942

27. Mr. Moh. Besar ( merangkap Burgermester )

Masa kepemimpinan : 1942 s/d 1944

28. Raden Sunaryo

Masa kepemimpinan : 1944 s/d 1945

29. Kyai Abu Sujai

Masa kepemimpinan : 1945 s/d 1946

Keterangan : dimakamkan di Talang

30. Prawoto Sudibyo

Masa kepemimpinan : 1946 s/d 1948

31. R. Soeputro

Masa kepemimpinan : 1948 s/d 1949

32. R.M. Susmono Reksonegoro

Masa kepemimpinan : 1949 s/d 1950

33. R.M. Sumindro

Masa kepemimpinan : 1950 s/d 1955

34. R.M. Projosumarto

Masa kepemimpinan : 1955 s/d 1960

35. Sutoro

Masa kepemimpinan : 1960 s/d 1966

Keterangan : dimakamkan di Kebumen

36. Pj. Munadi

Masa kepemimpinan : 1966 s/d 1966

37. Pj. R. Sutarjo

Masa kepemimpinan : 1967 s/d 1967

38. Letkol.R. Supandhi Yudodharmo

Masa kepemimpinan : 1967 s/d….

39. Letkol. R. Samino Sastrosuwignyo

Masa kepemimpinan : 1973 s/d 1977

40. Drs. Herman Sumarmo (Ymt)

Masa kepemimpinan : 1977 s/d 1978

41. Hasyim Dirjosubroto

Masa kepemimpinan : 1978 s/d 1989

42. Drs. H. Wienachto

Masa kepemimpinan : 1989 s/d 1991

43. Drs. Sudiatno (Ymt)

Masa kepemimpinan : 1991 s/d 1991

44. Drs. H. Soetjipto

Masa kepemimpinan : 1991 s/d 1998

45. Drs. Setiawan Sadono (Plt)

Masa kepemimpinan : 1999 s/d 1999

46. Drs. H. Soediharto

Masa kepemimpinan : 1999 s/d 2004

47. Agus riyanto, SSos MM

HM. Hammam Miftah, Sag MM (Wakil Bupati )

Masa kepemimpinan : 2004 s/d 2009

Keterangan : masih menjabat


Geografi

Kabupaten Tegal memiliki luas wilayah ± 87.878.555 Ha ( 878,79 KM2 ), terdiri atas Tanah Sawah (40.922 Ha), Hutan (19.635 Ha), Tanah Pekarangan/Bangunan (13.961 Ha), Tanah Tegalan/Kebun (10.809 Ha), Tanah Negara/Swasta (194 Ha), Padang Gembala (92 Ha), Tambak/Bakau (323 Ha) dan tanah lain-lain (2.801 Ha), Tidak diusahakan (142 Ha).

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Tegal antara lain adalah Aluvial (34,93%), Regosol (24 %), Latosol (23,69 %), Grumosol (9,42 %), Andosol (4,29 %) dan jenis lain-lain (3,67 %). Tanah Aluvial merupakan jenis terluas yang ada di Kabupaten Tegal yaitu seluas 30.698,575 hektar yang merupakan tanah potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti padi, palawija, hortikultura, perkebunan, perikanan dan lain-lain.

LETAK GEOGRAFIS

a. Letak Geografis

Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dengan ibukota Slawi dan terletak : 1080 57'6" s/d 1090 21'30" Bujur Timur dan antara 60 50'41" s/d 7° 15'30" Lintang selatan Dan mempunyai letak yang sangat Strategis pada jalan Semarang - Tegal - Cirebon serta Semarang - Tegal - Purwokerto dan Cilacap dengan fasilitas pelabuhan di kota Tegal.

b. Batas-Batas Wilayah Kabupaten Tegal

· Utara : Kota Tegal dan Laut Jawa

· Timur : Kabupaten Pemalang

· Barat : Kabupaten Brebes

· Selatan : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas

c. Ketinggian Permukaan Laut

Kabupaten Tegal untuk ketinggian permukaan laut di bagi menjadi 4 (empat) yaitu :

1. Wilayah Slawi sekitarnya : 42 Meter

2. Wilayah Lebaksiu sekitarnya : 135 Meter

3. Wilayah Bumijawa sekitarnya : 949 Meter

4. Wilayah Kramat sekitarnya : 11 Meter

Secara Topografis Kabupaten Tegal dibagi dalam 3 (tiga) kategori

1. Daerah Panta : Meliputi Kecamatan Kramat, Surodadi dan Warurejo

2. Daerah Dataran Rendah : Meliputi Kecamatan Adiwerna, Dukuhturi,Talang,Tarub,
Pagerbarang, Dukuhwaru, Slawi, Lebaksiu, sebagian wilayah Surodadi, Warurejo,
Kedungbanteng dan Pangkah.

3. Daerah Dataran Tinggi : Meliputi Kecamatan Jatinegara, Margasari, Balapulang,
Bumijawa, Bojong dan sebagian Pangkah, Kedungbanteng.

d. Luas Wilayah

Kabupaten Tegal luas wilayahnya + 87.878.555 Ha ( 878,79 KM2 )

e. Ketinggian Permukaan Laut

Kabupaten Tegal untuk ketinggian permukaan laut di bagi menjadi 4 (empat ) yaitu :

1. Wilayah Slawi sekitarnya : 42 Meter

2. Wilayah Lebaksiu sekitarnya : 135 Meter

3. Wilayah Bumijawa sekitarnya : 949 Meter

4. Wilayah Kramat sekitarnya : 11 Meter


Sumber daya alam


PERTANIAN

  1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN
    Pembangunan di Sektor Pertanian khususnya Pertanian Tanaman Pangan dari tahun terus ditingkatkan untuk dapat memelihara kemantapan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperbaiki keadaan gizi melalui penganekaragaman jenis bahan pangan.
    Peningkatan produksi tanaman pangan di Kabupaten Tegal dilaksanakan antara lain melalui peningkatan produktifitas usaha tani, perluasan lahan pertanian serta meningkatkan pemanfaatan lahan kering dan pekarangan dengan didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana yang makin memadai.
    Dari tabel yang ada,menggambarkan komoditas Padi pada tahun 2004 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, luas tanam turun sekitar 4,65 persen.Namun luas panen meningkat sekitar 5,92 persen sehingga produksinya menjadi 290,554 ton dengan rata-rata produksi 5,64 ton per hektar.
    Pertanian tanaman pangan subsektor Palawija, rata-rata produksi Kedele meningkat menjadi 1,52 ton per hektar, seiring dengan kenaikan produksi sebesar 240,49 persen dari tahun 2006 yang berasal dari penambahan luas tanam menjadi 488 hektar dan luas panen 459 hektar.Berbeda yang terjadi pada komoditas Jagung.Kacang Tanah dan Kacang Hijau.Meskipun luas tanam,luas panen dan produksi mengalami peningkatan, namun rata-rata produksi yang diperoleh malah lebih kecil.
    Pada subsektor Hortikultura yang terdiri dari komoditi-komoditi tanaman Buah-buahan,Sayuran,Obat-obatan dan Hias terjadi fluktasi produksi yang berkaitan dengan luas tanam dan panen.Komoditi tanaman Sayur-sayuran secara umum mengalami penurunan baik dari luas panen maupun produksinya.Namun ada yang luas panennya bertambah, tetapi produksinya lebih sedikit seperti pada Bawang Daun yang hanya menghasilkan 16,697 kwintal.Disisi lain, komoditas Buncis,Terong dan Kangkung yang luas panennya mengalami penurunan tetapi produksinya meningkat masing-masing menjadi 6.064 kwintal, 4.835 kwintal dan 17.177 kwintal.
    Komoditi tanaman Obat-obatan yang mengalami kenaikan produksi adalah Lempuyang,Temu lawak,Temu Ireng dan Keji Beling.Sedangkan pada tanaman Hias secara umum tidak berproduksi, hanya komoditas Melati yang menghasilkan 28.400 Kg dan Pohon Palem 7 pohon, itupun dratis dari tahun sebelumnya.

    B. PERKEBUNAN Untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan industri dalam negeri, Pemerintah Kabupaten Tegal telah melaksanakan pembangunan di sektor perkebunan dengan melalui peremajaan tanaman perkebunan, rehabilitasi, perbaikan mutu tanaman, penganekaragaman jenis tanaman dan pemanfaatan lahan kering.
    Subsektor Perkebunan yang ada di KAbupaten Tegal meliputi komoditas-komoditas Kelapa, Kapok, Cengkeh, Panili, Lada, Teh, Mete, Cabe Jamu dan Melati. Populasi tanaman Kelapa terdapat di seluruh wilayah kecamatan.Produksi Kelapa dominan dari Kramat, Suradadi dan Margasari, meskipun dominasi tanaman kelapa yang berhasil panen berasal dari Jatinegara, Balapulang dan Kramat.Adapun dominasi regenerasi tanaman Kelapa berada di Balapulang, Jatinegara dan Kedungbanteng.
    Kapok Randu yang selama ini pemanfaatannya baru hanya untuk bahan baku pembuatan kasur, diperkirakan sampai beberapa tahun mendatang masih akan dikuasai Balapulang, Kecamatan tersebut mendominasi tanaman Kapok muda, berhasil panen dan produksi.
    Bumijawa menjadi sentra tanaman Teh, dimana tanaman teh muda, berhasil panen dan produksi paling banyak berada di Kecamatan tersebut.Juga menjadi dominator tanaman Kopi, meskipun tanaman muda paling banyak berada di Bojong, Sementara itu, produk unggulan Bojong adalah Cengkeh meskipun tanaman regenerasi paling banyak di Bumijawa.
    Cabe Jamu sementara di dominasi Lebaksiu untuk luas panen dan produksinya.Balapulang mengunggulkan tanaman Lada.
    Tanaman melati yang bunganya dimanfaatkan untuk bahan tambahan pada industri teh, dikuasai oleh Suradadi, kramat dan Warureja.

    C. KEHUTANAN Pembangunan di Sektor Kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat bagi kemakmuran rakyat dengan tetap menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan dengan mengutamakan kelestarian sunber daya alam dan fungsi lingkungan hidup, memelihara tata air serta memperluas kesempatan usaha dan lapangan kerja.Pengembangan produksi hasil kayu dan non kayu diselenggarakan melalui upaya peningkatan pengusahaan hutan produksi, hutan rakyat dan hutan tanaman industri.
    Produksi kayu di Kabupaten Tegal dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu pertama jenis kayu jati, kedua jenis kayu rimba dan ketiga kayu/produksi lainnya.Kayu jati yang hanya dihasilkan dari KPH Balapulang, rata-rata produksi mencapai 2.616 m3 dengan harga rata-rata Rp. 1.463.333,-/m3.Paling banyak dihasilkan adalah kayu jati bulat A.II (42,80 persen).
    Kayu rimba dihasilkan dari KPH Balapulang dan Pekalongan Barat, mencapai rata-rata 2.640 m3 dengan harga rata-rata mencapai Rp. 1.638.200,-/m3.Paling banyak dihasilkan adalah kayu rimba bulat A.I, rata-rata mencapai 49,77 persen.

    D. PERIKANAN Pembangunan di Sektor perikanan diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan dan taraf hidup nelayan dan memajukan kualitas kehidupan desa pantai melalui peningkatan dan diversifikasi produksi ikan guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta meningkatkan nilai ekspor.Usaha perlindungan dan pengembangan perikanan rakyat dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan dan memajukan kehidupan masyarakat desa pantai.
    Pproduksi ikan di Kabupaten Tegal pada tahun 2006 turun mencapai 27 persen dari tahun sebelumnnya.Produksi tersebut merupakan hasil dari TPI Larangan 326.358, TPI Suradadi I 143.292 kg dan TPI Suradadi II 300 kg.

    E. PETERNAKAN
    PEMBANGUNAN DI SEKTOR Peternakan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan petani ternak, mendorong diversifikasi pangan, perbaikan mutu gizi masyarakat serta mengembangkan ekspor dengan usaha peningkatan diversifikasi, intensifikasi dan ekstensifikasi ternak.
    Populasi Kuda mengalami penurunan sekitar 1,65 persen dari tahun 2006 sehingga tinggal 121 ekor yang dipelihara oleh 259 pemilik.Terjadi penambahan sebanyak 35 ekor dari 6.454 ekor Sapi Potong yang dipelihara oleh 2.227 peternak, sedangkan Sapi Perah dari 9 pemilik memelihara 324 ekor atau naik 23,66 persen.
    Penurunan jumlah pemilik Kerbau sebesar 19,01 mengakibatkan populasi tersebut tinggal 4.824. Domba, yang populasinya mengalami penambahan hanya sekitar 0,008 persen dengan pemilik sebanyak 12.339 orang.
    Isu wadah penyakit flu burung sangat mempengaruhi populasi dan pemilik ternak unggas di Kabupaten Tegal. Peternak Ayam Ras Petelur yang bertahan hanya delapan orang, turun sekitar 52,94 persen dengan penurunan populasi mencapai sekitar 61,22 persen. Demikian juga yang terjadi pada Ayam Potong, pemilik turun hingga mencapai sekitar 22,67 persen dan populasinya tinggal 1.919.360 ekor.
    Namun tidak semua ternak unggas terpengaruh adanya penyakit tersebut. Populasi Ayam Buras berkurang hanya sekitar 1,46 persen dengan jumlah pemilik sama dengan tahun 2006




PARIWISATA


Upacara Adat


1. Malam Jum'at

Upacara adat Malam Jum'at Kliwon di Suro Ponolawen ( Makam Syech Aburachman dan Syekh Akhmadun dan OW pemandian air Panas Guci)


2. Rebo Wekasan

Upacara adat Rebo Wekasan di obyek wisata Gunung Tanjung tiap hari Rebu terakhir bulan Syafar


3. Ruwat Bumi
Alamat: Obyek Wisata Guci


Upacara adat Ruwat bumi di Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci setiap bulan Suro


4. Sedekah Laut
Alamat: Obyek Wisata Purwahamba Indah


Upacara adat sedekah laut di Obyek Wisata Pantai Purwahamba Indah setiap bulan Agustus s/d September


Wisata Alam


Ada 4 macam Wisata Alam di Kabupaten Tegal yang bisa dinikmati, setidaknya menurut spesifikasi maupun fasilitasnya

Obyek Wista Guci dengan panorama alam pegunungan, air terjun dan sumber air panas. Terdapat banyak fasilitas hotel, vila dan taman bermain serta pasar tradisional.

Waduk cacaban , dikhususkan bagi mereka yang menyukai wisata air.

Gunung Tanjung, dengan panorama alam pegunungan dan air terjun. lokasinya di desa Lebaksiu sekitar 7 km dari pusat pemerintahan.

Curug Putri, dengan panorama alam pegunungan dan air terjun. lokasinya di desa Cimanik Kecamatan Bumijawa sekitar 45 km dari pusat pemerintahan.



Wisata Nostalgia

Fasilitas kota yang baru terus dibangun tanpa merusak bangunan-bangunan lama yang tetap akan menjadi saksi sejarah bertumbuhnya kota ini. Bangunan-bangunan ini tetap dilestarikan dan tetap digunakan sebagian sesuai fungsi semula saat dibangun dan sebagian telah beralih ke fungsi lain meski bangunannya tetap lama. Bebarpa obyek wisata nostalgia Kota Magelang adalah : Kantor Bakorlin Wilayah II, Menara Air Minum, Kantor Polresta Kota Magelang, Gereja St.Ignatius, Rumah Sakir Tentara, Kantor Polwil Kedu, Plengkung, SMK (SMIP) Wiyasa dan Klenteng Tri Bhakti (Liong Hok Bo).


Selain itu beberapa bangunan tua lain yang masih terus dipelihara adalah : SMPN 1 (markas kaderschool / TKR MULO, SKKP, Gedung Bunder Jaranan (Markas Laskar Rakyat), Gedung HogeKweek School (HKS) pernah dipakai untuk Kantor Bupati Magelang (Jl.Pendowo), Pengadilan Negeri Magelang (Ambonsche School) RSU Tidar (Zendingszieekenheuis), Gereja Kristen Jawa dibangun 17 Maret 1921, Matahari Dept.Store (Hotel Loze), Gardena (bioskop ROXI), Magelang Theatre (Restoran Bandung), Masjid Besar di pusat kota.